Yang seringkali
ditempel pada film-film yang hanya boleh ditonton bagi yang sudah berumur 18 tahun ke atas atau sudah dewasa. Banyak alasan lembaga sensor film memberikan
label tersebut, di antaranya adanya adegan dewasa.
Begitu juga dalam Alkitab,
ternyata, ada cukup banyak ayat yang hanya pantas dibaca oleh orang-orang yang
sudah berumur 18 tahun ke atas atau su-dah dewasa, alasannya, ayat-ayat tersebut
dinilai dapat memberikan efek bio-logis dan psikologis pada orang-orang yang
membacanya, maka perlu adanya seleksi pembaca yaitu 18 tahun ke atas atau sudah
dewasa.
Karna
alasan tersebut, ayat-ayat ini tidak pernah dibacakan dalam kebaktian di gereja,
tidak pernah dibacakan dihadapan sekumpulan orang, tidak pernah ditemui dalam
kartu ucapan Natal atau kartu undangan perkawinan, dan tidak akan pernah ada
orang Kristen baik pastor, pendeta atau orang-orang awam yang mau menghafalkan
atau menjadikan dalil. Padahal ayat-ayat tersebut diklaim sebagai ayat-ayat suci
bagian dari sebuah kitab suci.
Bagi orang tua yang mengetahui ayat-ayat tersebut, tentu akan menyembunyikan
rapat-rapat dari jangkauan anak-anak, agar jangan sampai mereka membacanya,
kekuatiran ini sangat beralasan karena adanya efek biologis dan psikologis pada
anak, yang dapat menyebabkan kedewasaan dini.
Mari kita lihat ayat-ayat tersebut mengapa bisa demikian ?, dan untuk adik-adik
di bawah 18 tahun sebaiknya tidak membaca artikel ini.
Kitab Kidung Agung Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur1 KA 1:2 Tangan kirinya ada di bawah kepalaku, Tangan kanannya memeluk aku. KA 2:6 Bagaikan seutas pita kirmizi bibirmu,3 Seperti dua anak rusa buah dadamu, Seperti anak kembar kijang yang tengah makan rumput Di tengah-tengah bunga bakung.5 KA 4:3,5 Pusarmu seperti cawan yang bulat, Yang tak kekurangan anggur campur. Perutmu timbunan gandum, berpagar bunga-bunga bakung.2 Seperti dua anak rusa buah dadamu, Seperti anak kembar kijang.3 KA 7:2-3 Sosok tubuhmu seumpama pohon korma dan Buah dadamu gugusannya.7 Aku ingin memanjat pohon korma itu dan Memegang gugusan-gugusannya. Kiranya buah dadamu seperti gugusan anggur dan Nafas hidungmu seperti buah apel,8 KA 7:7-8 |
Ayat-ayat di atas
terdapat dalam kitab yang dinamakan sebagai kitab Kidung Agung, kitab ini
terdapat dalam Bible/Alkitab yaitu kitab ke-22, Ayat-ayat dalam Kidung
Agung berbentuk syair atau puisi yang di atas namakan buatan raja Solomon.
Namun penisbahan ini sama
sekali tidak tepat, karena orang-orang Yahudi sama sekali tidak mengetahui siapa
penulis kitab ini dan untuk apa kitab ini ditulis. Kitab Kidung Agung adalah
kitab yang memuja cinta demi cinta dan untuk cinta.
Dalam Tafsir Alkitab Perjanjian Lama yang diter-bitkan oleh Lembaga Biblika
Indonesia halaman 502, disebutkan,
kitab Kidung Agung ini sangat
diragukan sebagai kitab suci dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan sejarah
suci, hukum-hukum atau nabi-nabi.
orang-orang Yahudi sendiri sangat ragu-ragu memasukkan kitab ini sebagai kitab
suci. Namun umat Kristiani secara bulat menerima Kidung Agung sebagai kitab
suci.
Ayat-ayat tersebut dilihat dari teksnya, berisi puisi-puisi cinta yang penuh
gairah, yang tentu tidak pantas untuk dibaca oleh anak-anak berumur 18 tahun ke
bawah dan sangat tidak mungkin diba-cakan dalam gereja yang jemaatnya terdiri
dari laki-laki dan perempuan, siapapun dapat menerka apa yang terjadi bila
ayat-ayat tersebut dibacakan di dalam kebaktian di dalam gereja.
Bahkan Biarawan Spanyol
Fray Luis de Leon,
dijebloskan ke dalam penjara pada tahun 1562 oleh lembaga inkuisi karena
menyusun sebuah terjemahan Kidung Agung yang asli dari kitab berba-hasa Ibrani,
tentu saja karena isinya terlalu vulgar.
Ayat-ayat yang saya kutipkan di atas adalah dari Alkitab terbitan Lembaga
Alkitab Indonesia (LAI) tahun 2004
yang isinya sudah diperhalus yang
disesuaikan dengan adat ketimuran.
Ayat-ayat yang sudah diperhalus tersebut, masih saja terasa vulgar, bagaimana
jika ayat-ayat tersebut diterjemahkan apa adanya seperti bahasa aslinya ? tentu
jauh lebih vulgar dan lebih membangkitakan gairah. Semestinya, kalau ayat-ayat
itu diklaim sebagai ayat-ayat suci, maka tidak diperlukan lagi usaha untuk
memperhalus bahasanya, biarkan saja seperti aslinya. Bukankah ayat-ayat suci itu
firman Tuhan, bukankah firman Tuhan akan hilang kesuciannya kalau ayat-ayat
tersebut dirubah-rubah, ditambah, dikurangi atau direvisi. ?????
Pertanyaannya, apakah pantas ayat-ayat ter-sebut yang membangkitkan gairah dan
fantasi dimasukkan sebagai ayat-ayat suci ?, Hikmah apa yang dapat diambil dari
ayat-ayat tersebut ??
KITAB
YEHEZKIEL |
Kisah tersebut di
atas terdapat dalam Perjanjian lama yaitu kitab ke-26 dalam Alkitab. Semua ayat
dalam kitab tersebut, di klaim sebagai ajaran seseorang yang bernama Yehezkiel,
menurut iman Kristiani Yehezkiel adalah seorang nabi yang hidup pada tahun 593
SM. Ajaran-ajaran Yehezkiel dibukukan dalam sebuah kitab yang kemudian diberi
nama sesuai dengan namanya sendiri.
Sekarang mari kita kembali kepada teks ayat di atas. Kalau kita amati, ternyata
isinya jauh lebih vulgar dari ayat-ayat dalam kitab Kidung Agung, bahkan ada
kecondongan kasar dan sangat tidak pantas bagi bahasa ketimuran.
Kalimat ‘zakarnya seperti
zakar kuda’ dan ‘meme-gang-megang dadamu dan menjamah-jamah susu kegadisanmu’
betul-betuli sulit
diterima akal bila dima-sukkan dalam ayat-ayat suci, kata-kata dalam ka-limat
itu lebih condong atau lebih tepat disebut se-bagai untaian kata-kata sensual
dan erotis bahkan menurut adat ketimuran, bila ada seseorang yang mengatakan
seperti kata-kata itu, maka masyara-kat akan mengatakan dia berkata-kata kotor.
Ayat-ayat yang saya contohkan di atas ada-lah ayat-ayat yang saya ambil dari
Alkitab yang dikeluarkan
oleh LAI tahun 2004, ayat-ayat terse-but sudah mengalami revisi yang cukup
banyak guna menghilangkan kesan sensual, erotis dan ko-tor.
Padahal kalau ayat-ayat tersebut diklaim sebagai ayat-ayat suci firman Tuhan,
untuk apa lagi harus dirubah-rubah, bukankah Tuhan jauh lebih sempurna dalam
memilihkan kalimat dari pada manusia ?
Mari kita lihat ayat-ayat tersebut pada Alki-tab terbitan LAI tahun 1970,
Dan melampiaskan hasratnja dengan petjinta mereka, jang pelirnja seperti pelir keledai dan jang pantjarannja laksana pantjaran kuda djantan.20 Yehezkiel 23:20 |
Kalimat yang bergaris bawah pada ayat tersebut yaitu
pelirnya seperti pelir keledai
telah diperhalus menjadi auratnya seperti aurat keledai pada Alkitab terbitan
LAI 2004, padahal kata
pelir dan aurat memiliki arti yang sangat berbeda, tentu saja pe-rubahan
ini dimaksudkan untuk menghilangkan kesan kasar dan kotor, tetapi perubahan
tersebut memberikan efek perubahan makna. Dan ini melanggar larangan yang
terdapat dalam Alkitab :
Segala yang kuperintahkan
kepadamu haruslah kamu laku-kan dengan setia, janganlah engkau menambahinya
ataupun menguranginya. Ulangan 12:32
Kalau ayat-ayat itu adalah firman Tuhan, untuk apalagi harus dirubah-rubah,
apakah manusia lebih sempurna dari Tuhan dalam hal bertata-ba-hasa ?, tetapi
kalau itu firman Tuhan mengapa kalimatnya sangat mengganggu norma-norma
ketimuran, apakah Tuhan tidak tahu bahwa firmannya tidak cocok untuk orang timur,
pasti tidak mungkin, karena Tuhan Maha Mengetahui.
Bahkan
di baratpun ayat-ayat tersebut juga mendapat kritikan karena dinilai tidak
pantas untuk dipublikasikan.
Para penginjil Bandung
sangat risih dengan ayat-ayat yang demikian,
sehingga perlu merevisi ayat-ayat tersebut agar layak untuk dibaca, hasil-nya
sebagai berikut :
Tetapi bagi dia sendiri
hal itu tidak seberapa, ia malah melakukan persundalan yang lebih menjijikkan
lagi dengan mengenang masa mudanya, ketika ia bersundal di Mesir dengan
orang-orang yang besar hawa nafsunya.20
Demikian engkau merindukan kehidupan masa lalumu, masa engkau masih gadis,
ketika engkau menyerahkan tubuhmu kepada orang-orang di Mesir.21
Yehezkiel 23:20-21, Penerbit Kalam Hidup Bandung
Hasil revisi tersebut cukup mengagumkan, sopan, halus dan lembut, cukup seimbang
dengan nilai-nilai ketimuran. Namun sayang, sebagus apa-pun yang namanya
merevisi firman Tuhan maka hasil yang didapat adalah bukan ayat yang asli lagi.
Dan bagi pemeluk agama Kristen Bandung, harus rela dengan hilangnya ayat
tersebut.
Ayat - ayat Yang Lain
Ayat-ayat berikut serupa bahasanya :
Kejadian 19:30-36 :
Perzinahan ayah - anak
Kejadian 35:22 : Perzinahan ibu - anak
Kejadian 38:15-30 : Perzinahan ayah-menantu
2 Samuel 13:5-14 : Perzinahan kakak-adik
2 Samuel 16:21-23 : Anak memperkosa Ibu
Yehezkiel 16:23-24 : Pelacur tak pernah puas
Amsal 7:7-22 : Istri berselingkuh
Hakim-hakim 16:1 : Berzinah dengan sundal
Komenter - komentar dari Pihak
Kristen Sendiri
George
Bernard Shaw |
The
Plain Truth, Oktober 1977 |
Majalah Time 31 Maret 2001 |
Romo
Don Bruno Maggioni |
AL-QUR’AN
LEMBUT DAN SANTUN Penggambaran Cinta Al-Qur’an memberikan gambaran cinta dan kasih dengan bahasa yang indah, santun dan mudah dimengerti makna dan hikmanya : Sesungguhnya Kami menciptakan mereka (bidadari-bidadari) dengan langsung,dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan, penuh cinta lagi sebaya umurnya, QS. 56:35-37 Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih dan Sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir. QS. 30:21 Ayat QS. 30:21 seringkali dicantumkan dalam kartu undangan pernikahan, tanpa tafsiran, hal ini menunjukkan ayat ini indah, sopan dan mudah dimengerti. Bandingkan dengan ayat-ayat dalam Kidung Agung, cari kartu undangan perkawinan orang Kristen yang memuat ayat ini, pasti tidak ada, karena akan dinilai tidak sopan, vulgar dan tidak ada makna apa-apa yang dapat diambil dari ayat-ayat Kidung Agung. Penggambaran Hubungan suami-Istri Al-Qur’an telah mengatur kehidupan suami istri dengan bahasa yang mudah, lembut, santun dan indah, walaupun tanpa kevulgaran namun sangat mudah untuk dipahami maksudnya : Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah:"Haidh itu adalah suatu kotoran". Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintakan Allah kepadamu…. QS. 2:222 Allah SWT memilihkan kata mendekati dan mencampuri untuk mewakili kata berhubungan badan, siapapun dapat mengerti maksud ayat tersebut dan mengambil pelajarannya, mudah, lembut, santun, indah dan tidak vulgar. Mari kita lihat lagi firman Allah SWT yang menggambarkan kebolehan menggunakan metode apa saja untuk hubungan suami istri : Isteri-isterimu adalah (seperti) tanah tempat kamu bercocok tanam, maka datangilah tanah tempat bercocok-tanammu itu bagaimana saja kamu kehendaki….. QS. 2:223 Sebuah kalimat yang lembut dan santun, memberikan gambaran yang indah, yang sangat menghargai wanita dan laki-laki, yang wanita merasa seperti sawah yang memberikan manfaat bagi kehidupan, dan yang laki-laki merasa mempunyai kebebasan yang luas untuk bercocok tanam. Tidak ada keharmonisan yang seindah keharmonisan antara petani dengan sawahnya. Begitulah firman Allah SWT mengalir begitu indah bersama hikmahnya, tidak ada satu katapun yang tidak mempunyai arti. Sekarang bandingkan dengan ayat-ayat dalam Kidung Agung dan Yeheskiel 23:19-21, apakah ada hikmah atau pelajaran yang dapat diambil dari ayat-ayat tersebut ?, dan bagaimana dengan cara penyajian bahasanya ? indah ? lembut ? atau vulgar dan kasar ?. |
Sampai di sini uraian kami, semoga bermanfaat bagi kita dan keluarga kita, amin.
Sumber : Buletin al-islah edisi 24